Minggu, 24 Juni 2012

KURVA LUAS MINIMAL (Metode Kuadrat) - laporan praktikum ekologi tumbuhan

KURVA LUAS MINIMAL
(Metode Kuadrat)

Laporan Praktikum

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Praktikum Ekologi Tumbuhan


Disusun oleh :
             Nazarudin Latif                       092154212
             Cahya Yudiara                        092154221
             Indira Aprilia                           092154229
             Neneng Arinil Haq                  092154202
             Eneng Barokah                        092154228
             Ratna Wulandari                     092154192



ROGRAM STUDI PNDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2012



  1. Hari dan Tanggal Praktikum
Jumat, 13 April 2012
  1. Judul
Kurva Luas Minimal (Metoda Kuadrat)
  1. Tujuan
Menentukan luas petak minimum yang representatif dengan komunitas tumbuhan yang dianalisis.
  1. Landasan Teori
Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untu menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh (kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, maka makin luas petak contoh yang digunakan.
Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat.


  1. Alat dan Bahan
1.      Tali
2.      Patok (±15 buah)
3.      Meteran
4.      Kamera
5.      Alat tulis
6.      Catatan
  1. Prosedur Kerja
1.      Mementukan daerah yang akan diuji keanekaragaman vegetasinya.
2.      Membuat kuadrat pada daerah ayng sudah ditentukan ditempat tersebut dengan luas 0,5 m2 x 0,5 m2 .
3.      Menghitung dan mencatat jenis tumbuhan yang adal pada lusa kuadrat tersebut.
4.      Kemudian kuadrat dierluas dua kali dan menghitung kembali tambahan spesies yang baru.
5.      Memperluas kudrat diteruskan sampai tidak ada tambahan spesies yang baru dari setiap perluasan kuadrat dua kali luas kuadrat sebelumnya.
6.      Menghitung jumlah spesies yang ada dan perluasan kuadrat disusun dalam suatu tabel dan kemudian gambarkan kurva. Kurva ini disebut kurva luas minimal.

  1. Hasil Pengamatan
Tabel 1 : Menentukan Luas Kurva Minimum

Luas Kuadrat
Jumlah Spesies
Pertambahan Jumlah Spesies Baru
Hasil Pengamatan
I
4
Spesies A, Spesies B, Spesies C, Spesies D
I + II
5
Spesies A, Spesies B, Spesies D, Spesies E
I + II + III
9
Spesies A, Spesies D, Spesies F, Spesies G, Spesies H, Spesies I
I + II + III + IV
10
Spesies A, Spesies B, Spesies C, Spesies D, Spesies G, Spesies J
I + II + III + IV + V
12
Spesies A, Spesies B, Spesies D, Spesies F, Spesies J, Spesies K, Spesies L


Kurva Luas Minimal
Tabel 2 : Jenis tanaman yang ditemukan pada kotak kuadrat
Kotak Kuadrat
Jenis Spesies Tanaman
I
Spesies A, Spesies B, Spesies C, Spesies D
II
Spesies A, Spesies B, Spesies D, Spesies E
III
Spesies A, Spesies D, Spesies F, Spesies G, Spesies H, Spesies I
IV
Spesies A, Spesies B, Spesies C, Spesies D, Spesies G, Spesies J
V
Spesies A, Spesies B, Spesies D, Spesies F, Spesies J, Spesies K, Spesies L


  1. Pertanyaan
1.      Apakah metode ini dapat digunakan untuk semua tempat ? mengapa ?
2.      Apakah keuntungan dan kerugian metode ini ?
3.      Bagaimana kesimpulan dari kurva yang saudara dapatkan ?
Jawab :
1.      Dapat, karena metoda kuadrat merupakan suatu metoda yang digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi pada berbagai habitat tertentu. Metoda ini erat kaitannya dengan keanekaragaman pada habitat tertenut, jadi semua tepat dimana saja dapat digunakan dengan menggunakan metoda kuadrat.
2.      Keuntungan dari metoda ini adalah apabila pada kotak kuadrat pertama, kedua, ketiga dan seterusnya terus ditemukan jenis/spesies baru maka mudah untuk menganalisis suatu vegetasi, yang artinya semakin luas petak kuadrat maka keanekaragaman jenis semakin besar. Jadi semakin banyak spesies baru yang ditemukan, semakin banyak pula petak kuadrat yang dibuat secara terus menerus. Kerugian dari metode ini adalah apabila tidak ditemukannya spesies baru (yang berarti jumlah spesies sedikit) maka pembuatan petak kuadrat akan dihentikan. Yang berarti semakin sedikit pembuatan petak maka keanekaragaman spesies pun kecil.
3.      Kurva hasil dari penelitian yang kami lakukan mengalami peningkatan dari tiap kotak ke kotak. Tetapi kotak kuadrat hanya sampai pada kotak kuadrat ke V dan tidak ditemukannya lagi spesies pada kotak kuadrat ke VI. Ini berarti keanekaragaman jenis pada tempat yang kami lakukan penelitian mempunyai keanekarangaman spesies yang rendah. Hal ini karena pengambilan tempat penelitian masih di areal kampus. Apabila dibandingkan dengan arel hutan, mungkin keanekaragaman jenis/spesies mungkin akan lebih tinggi.
  1. Pembahasan
Pada praktikum yang kami lakukan, dalam pembuatan kotak kuadrat dengan kotak pertama yang menjadi acuan dengan ukuran 0,5 x 0,5 meter, kami mengamati berbagai jenis tumbuhan apa saja yang terdapat didalamnya dan menghitung jumlah spesies. Hasil dari penghitungan jumlah spesies pada kotak I ditemukan sebanyak empat spesies, pada kotak II ditemukan empat spesies, pada kotak ke III ditemukan enam spesies, pada kotak ke IV ditemukan enam spesies dan pada kotak V ditemukan tujuh spesies. Pada pengamatan kotak ke VI kami tidak menemukan spesies baru, jadi pembuatan kotak kuadrat dihentikan pada kotak ke V saja.
Teori yang menyatakan bahwa luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh (kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi keanekaragaman yang terdapat pada areal tersebut, maka semakin luas pula petak contoh yang digunakan. Bentuk luas minimun dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimun akan dijadikan patokan dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat (Anonim, 2010).
Pada kotak I ditemukan spesies A, B, C,dan D. Pada kotak II ditemukan spesies A, B, D, E. Pada kotak III ditemukan spesies A, D, F, G, H, I. Pada kotak IV ditemukan spesies A, B, C, D, G, J. Dan pada kotak V ditemukan spesies A, B, D, F, J, K, L. Pada masing-masing spesies yang menempati tiap kotak tersebut mempunyai peran masing-masing pada habitat tersebut. Pada teori diatas disebutkan bahwa semakin besar keanekaragaman yang terdapat pada suatu habitat maka akan semakin luas kotak/petak contoh yang digunakan. Pada hasil penelitian/pengamatan praktikum kami, keanekaragaman pada areal yang kami teliti terhitung rendah karena penggunaan petak/kotak contoh terhenti pada penggunaan kotak ke V, hal ini karena pada kotak ke VI kami tidak menemukan spesies baru. Semakin luas petak/kotak contoh maka semakin banyak spesies baru yang ditemukan dan semakin kecil petak/kotak contoh makan semakin sedikit jenis spesies yang ditemukan.
  1. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa area yang yang dijadikan sebagai pengamatan / penelitian mempunyai keanekaragaman spesies yang rendah, hal ini karena penggunaan kotak/petak contoh hanya sampai pada kotak ke V. Semakin luas penggunaan petak contoh maka semakin banyak pula ditemukan spesies baru, tetapi pada hasil pengamatan / penelitian pada areal yang kami teliti hanya sedikit spesies yang kami temukan dan penggunaan kotak/petak contoh hanya sampai ke kotak V dan masih berukuran kecil.








DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2010). Analisis vegetasi luas minimum.[Online]. Tersedia :
            Diakses pada 16 April 2012
Azis, L A. (2010). Ekologi Tumbuhan.[Online]. Tersedia :
diakses pada 16 April 2012







1 komentar:

  1. izin copas y buat laporan hhhh

    visit my blog http://ir-fa.blogspot.com/

    BalasHapus