KURVA LUAS
MINIMAL
(Metode
Kuadrat)
Laporan Praktikum
Diajukan untuk Memenuhi
Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Praktikum Ekologi
Tumbuhan
Disusun oleh :
Nazarudin Latif 092154212
Cahya Yudiara 092154221
Indira Aprilia 092154229
Neneng Arinil Haq 092154202
Eneng Barokah 092154228
Ratna Wulandari 092154192
ROGRAM STUDI PNDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2012
- Hari dan Tanggal
Praktikum
Jumat,
13 April 2012
- Judul
Kurva Luas Minimal (Metoda Kuadrat)
- Tujuan
Menentukan luas petak
minimum yang representatif dengan komunitas tumbuhan yang dianalisis.
- Landasan Teori
Luas minimum atau kurva
spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untu menganalisis suatu
vegetasi yang menggunakan petak contoh (kuadrat). Luas minimum digunakan untuk
memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang dianggap representatif
dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari.
Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang
terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat
pada areal tersebut, maka makin luas petak contoh yang digunakan.
Bentuk luas minimum
dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk
lingkaran. Luas petak contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimum,
akan dijadikan patokan dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat.
- Alat dan Bahan
1.
Tali
2.
Patok (±15 buah)
3.
Meteran
4.
Kamera
5.
Alat tulis
6.
Catatan
- Prosedur Kerja
1.
Mementukan
daerah yang akan diuji keanekaragaman vegetasinya.
2.
Membuat kuadrat
pada daerah ayng sudah ditentukan ditempat tersebut dengan luas 0,5 m2
x 0,5 m2 .
3.
Menghitung dan
mencatat jenis tumbuhan yang adal pada lusa kuadrat tersebut.
4.
Kemudian kuadrat
dierluas dua kali dan menghitung kembali tambahan spesies yang baru.
5.
Memperluas
kudrat diteruskan sampai tidak ada tambahan spesies yang baru dari setiap
perluasan kuadrat dua kali luas kuadrat sebelumnya.
6.
Menghitung
jumlah spesies yang ada dan perluasan kuadrat disusun dalam suatu tabel dan
kemudian gambarkan kurva. Kurva ini disebut kurva luas minimal.
- Hasil
Pengamatan
Tabel 1 : Menentukan
Luas Kurva Minimum
Luas Kuadrat
|
Jumlah Spesies
|
|
Pertambahan Jumlah
Spesies Baru
|
Hasil Pengamatan
|
|
I
|
4
|
Spesies A, Spesies B, Spesies C,
Spesies D
|
I + II
|
5
|
Spesies A, Spesies B, Spesies D,
Spesies E
|
I + II + III
|
9
|
Spesies A, Spesies D, Spesies F,
Spesies G, Spesies H, Spesies I
|
I + II + III + IV
|
10
|
Spesies A, Spesies B, Spesies C,
Spesies D, Spesies G, Spesies J
|
I + II + III + IV + V
|
12
|
Spesies A, Spesies B, Spesies D,
Spesies F, Spesies J, Spesies K, Spesies L
|
Kurva Luas Minimal





Kotak Kuadrat
|
Jenis Spesies
Tanaman
|
I
|
Spesies
A, Spesies B, Spesies C, Spesies D
|
II
|
Spesies
A, Spesies B, Spesies D, Spesies E
|
III
|
Spesies
A, Spesies D, Spesies F, Spesies G, Spesies H, Spesies I
|
IV
|
Spesies
A, Spesies B, Spesies C, Spesies D, Spesies G, Spesies J
|
V
|
Spesies
A, Spesies B, Spesies D, Spesies F, Spesies J, Spesies K, Spesies L
|
- Pertanyaan
1.
Apakah metode
ini dapat digunakan untuk semua tempat ? mengapa ?
2.
Apakah
keuntungan dan kerugian metode ini ?
3.
Bagaimana
kesimpulan dari kurva yang saudara dapatkan ?
Jawab :
1.
Dapat, karena
metoda kuadrat merupakan suatu metoda yang digunakan untuk menganalisis suatu
vegetasi pada berbagai habitat tertentu. Metoda ini erat kaitannya dengan
keanekaragaman pada habitat tertenut, jadi semua tepat dimana saja dapat
digunakan dengan menggunakan metoda kuadrat.
2.
Keuntungan dari
metoda ini adalah apabila pada kotak kuadrat pertama, kedua, ketiga dan
seterusnya terus ditemukan jenis/spesies baru maka mudah untuk menganalisis
suatu vegetasi, yang artinya semakin luas petak kuadrat maka keanekaragaman
jenis semakin besar. Jadi semakin banyak spesies baru yang ditemukan, semakin
banyak pula petak kuadrat yang dibuat secara terus menerus. Kerugian dari
metode ini adalah apabila tidak ditemukannya spesies baru (yang berarti jumlah
spesies sedikit) maka pembuatan petak kuadrat akan dihentikan. Yang berarti
semakin sedikit pembuatan petak maka keanekaragaman spesies pun kecil.
3.
Kurva hasil dari
penelitian yang kami lakukan mengalami peningkatan dari tiap kotak ke kotak.
Tetapi kotak kuadrat hanya sampai pada kotak kuadrat ke V dan tidak ditemukannya
lagi spesies pada kotak kuadrat ke VI. Ini berarti keanekaragaman jenis pada
tempat yang kami lakukan penelitian mempunyai keanekarangaman spesies yang
rendah. Hal ini karena pengambilan tempat penelitian masih di areal kampus.
Apabila dibandingkan dengan arel hutan, mungkin keanekaragaman jenis/spesies
mungkin akan lebih tinggi.
- Pembahasan
Pada praktikum yang
kami lakukan, dalam pembuatan kotak kuadrat dengan kotak pertama yang menjadi
acuan dengan ukuran 0,5 x 0,5 meter, kami mengamati berbagai jenis tumbuhan apa
saja yang terdapat didalamnya dan menghitung jumlah spesies. Hasil dari
penghitungan jumlah spesies pada kotak I ditemukan sebanyak empat spesies, pada
kotak II ditemukan empat spesies, pada kotak ke III ditemukan enam spesies,
pada kotak ke IV ditemukan enam spesies dan pada kotak V ditemukan tujuh
spesies. Pada pengamatan kotak ke VI kami tidak menemukan spesies baru, jadi
pembuatan kotak kuadrat dihentikan pada kotak ke V saja.
Teori yang menyatakan
bahwa luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang
digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh
(kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh
(sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada
suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai
hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut.
Makin tinggi keanekaragaman yang terdapat pada areal tersebut, maka semakin
luas pula petak contoh yang digunakan. Bentuk luas minimun dapat berbentuk
bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas
petak contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimun akan dijadikan
patokan dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat (Anonim, 2010).
Pada kotak I ditemukan
spesies A, B, C,dan D. Pada kotak II ditemukan spesies A, B, D, E. Pada kotak
III ditemukan spesies A, D, F, G, H, I. Pada kotak IV ditemukan spesies A, B,
C, D, G, J. Dan pada kotak V ditemukan spesies A, B, D, F, J, K, L. Pada
masing-masing spesies yang menempati tiap kotak tersebut mempunyai peran masing-masing
pada habitat tersebut. Pada teori diatas disebutkan bahwa semakin besar
keanekaragaman yang terdapat pada suatu habitat maka akan semakin luas
kotak/petak contoh yang digunakan. Pada hasil penelitian/pengamatan praktikum
kami, keanekaragaman pada areal yang kami teliti terhitung rendah karena
penggunaan petak/kotak contoh terhenti pada penggunaan kotak ke V, hal ini
karena pada kotak ke VI kami tidak menemukan spesies baru. Semakin luas
petak/kotak contoh maka semakin banyak spesies baru yang ditemukan dan semakin
kecil petak/kotak contoh makan semakin sedikit jenis spesies yang ditemukan.
- Simpulan
Berdasarkan hasil
pengamatan yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa area yang yang dijadikan
sebagai pengamatan / penelitian mempunyai keanekaragaman spesies yang rendah,
hal ini karena penggunaan kotak/petak contoh hanya sampai pada kotak ke V.
Semakin luas penggunaan petak contoh maka semakin banyak pula ditemukan spesies
baru, tetapi pada hasil pengamatan / penelitian pada areal yang kami teliti
hanya sedikit spesies yang kami temukan dan penggunaan kotak/petak contoh hanya
sampai ke kotak V dan masih berukuran kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2010). Analisis vegetasi luas minimum.[Online]. Tersedia :
Diakses pada 16 April 2012
Azis, L A. (2010). Ekologi Tumbuhan.[Online]. Tersedia :
http://www.gadisturatea.blogspot.com/2010/04/jumlah-minimum-dan-luas-minimum-oleh.html?=1
diakses pada 16 April 2012
![]() |
izin copas y buat laporan hhhh
BalasHapusvisit my blog http://ir-fa.blogspot.com/