Rabu, 23 November 2011

Menghitung Kerapatan Populasi Hewan Air

A.   Hari dan Tanggal Praktikum
Jum’at, 04 November 2011
B.     Judul
Menghitung Kerapatan Populasi Hewan Air
C.    Tujuan
Mengetahui kerapatan populasi pada hewan air
D.    Landasan Teori
Hewan air bermacam-macam, mulai dari yang berbentuk besar hingga yang berbentuk kecil sampai hewan yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Misalnya ikan, bentos dan plankton baik yang phyto maupun zooplankton yang ukurannya mikroskopis. Metoda yang digunakan dalam menghitung kerapatan populasi juga bermacam-macam. Untuk ikan, kerapatan ikan bisa dinyatakan dalam jumlah atau biomassa, sedangkan phytiplankton juga dapat dinyatakan dalam jumlah (menggunakan counting chamber) atau biomasa kering.
Menghitung zooplankton dapat dinyatakan dalam jumlah (plate) atau biomasa kering. Demikian pula menghitung bentos dapat dinyatakan dengan jumlah atau biomasa basah dan kering per satuan luas atau volume. Pada praktikum kali ini akan mencoba menghitung rustacean dari ekosistem perairan (kolam).



E.     Alat dan Bahan
1.         Kamera
2.         Mikroskop
3.         Objek glass
4.         Cover glass
5.         Plankton net
6.         Gelas Reaksi
7.         Alat tulis
8.         Air kolam disekitar kampus (untuk penelitian)
F.     Prosedur Kerja
1.    Mencatat kondisi air kolam
2.    Menentukan isi ember dengan volume yang telah ditentukan, beri tanda dengan spidol
3.    Mengambil sampel air dengan ember kecil, masukan dalam ember yang mempunyai ukuran volume airnya
4.    Menuangkan secara perlahan pada plankton net yang telah diberi botol plankton diujungnya. Plankton net harus berada pada muka air saat sampel air dituangkan
5.    mencelup-celupkan plankton net hingga saudara yakin bahwa plankton telah masuk semua dalam botol plankton
6.    mengidentifikasi dalam laboratorium dan menghitung setiap kerapatan hewan air.

G.    Hasil Pengamatan
Kondisi Air : Keruh
(penelitian menggunakan mikroskop)
Tabel
No
Nama Takson
Jumlah
Kerapatan
1.  
Volvox globator
8 organisme
8 organisme/1ml



           
H.    Pertanyaan
1.        Ada berapa macam zooplankton yang ditemukan?
2.        Jelaskan hubungan antara kondisi lingkungan dengan kerapatan zooplankton?
3.        Apa peran zooplankton dalam ekosistem air?

I.  Pembahasan
Pada praktikum yang telah kami lakukan, kami menemukan sekitar 8 mikroorganisme dalam 1 ml air.
Jadi bila dalam 1 ml air  terdapat 8 mikroorganisme maka dalam 1 liter air terdapat kira-kira 8.000 mikroorganisme. Dalam penelitian kami dengan menggunakan mikroskop, kami menemukan mikroorganisme mikroskopis. Perkiraan kami mikroorganinme itu adalah Volvox, sejenis bakteri yang mempunyai plastida yang mampu berfotosintesis. Secara kasat mata pada contoh air yang kami teliti, kami tidak menemukan hewan air yang secara kasat mata dapat dilihat seperti bentos dll.
Setiap ekosistem dalam suatu lingkungan mempunyai daya dukung masing-masing. Kondisi lingkungan yang mempunyai daya dukung baik maka disanalah banyak terdapat hewan-hewan berkumpul, baik mikroorhanisme maupun makroorganisme, karena dengan lingkungan yang mempunyai daya dukung maka keberlangsungan makhluk hidup akan terus bergulir. Bila kondisi lingkungan itu buruk maka akan sedikit hewan yang berada di lingkungan tersebut bahkan tidak ada sama sekali, hal ini karena lingkungan tersebut tidak menyediakan daya dukung yang baik. Kondisi lingkungan yang baik akan menghasilkan kerapatan yang tinggi hewan air didaerah tersebut dan bila kondisi lingkungan tidak menyediakan daya dukung yang baik, maka tingkat kerapatan hewan air di daerah tersebut rendah.
Peran Hewan air (zooplankton) dalam ekosistem air sangatlah banyak, selain sebagai pengurai, zooplankton juga sebagai produsen bagi hewan air lainya seperti ikan kecil dll. Zooplankton juga sebagai penyeimbang kondisi lingkungan dan termasuk produsen dalam rantai makanan.

J.  Simpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, kesimpulan yang dapat kami ambil adalah dalam sampel air yang kami teliti, kami menemukan 8 mikroorganisme makroskopis per ml. Menurut perkiraan kami, mikroorganisme tersebut adalah Volvox. Kerapatan hewan dalam suatu ekosistem ditentukan oleh kondisi lingkungan tersebut. Apabila kondisi lingkungan tidak memberikan atau tidak mempunyai daya dukung yang baik maka kerapatan hewan akan rendah dan sebaliknya.