Cocos nucifera
Perikehidupan
Diajukan Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Ekologi
Tumbuhan
oleh
Nazarudin latif
Indira aprilia
Neneng arinil haq
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabil alamin penulis ucapkan, karna berkat rahmat, hidayah dan karunia Allah swt, penulis kami berhasil menyusun sebuah makalah tentang salah satu tumbuhan yaitu Cocos nucifera (Kelapa). Penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekologi Tumbuhan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan terwujud seandainya tidak ada dorongan bantuan dan petunjuk dari semua pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam bentuk apapun sehingga tesusunlah makalah tentang Cocos nucifera (Kelapa).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan baik dari sistematika penulisan, teknik penulisan terlebih dari isi. Oleh karena itu penulis sangat mengarapkan kritik-kritik, saran, petunjuk dan nasihat yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Sebagai penutup, penulis berharap semoga tulisan ini dapat menjadikan manfaat bagi semua orang yang membacannya dan semoga Alloh swt memberikan karunia dan hidayahnya agar cita-cita dan harapan penulis bisa terkabul. Amiin
Penulis
KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae
(Tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Arecales
Family : Arecaceae
Genus : Cocos
Species : Cocos nucifera
PENDAHULUAN
Kelapa
(Cocos nucifera) adalah sejenis
tumbuhan dari suku aren-arenan atau aracaceae dan anggota tunggal dalam marga
Cocos. Tumbuhan ini
dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai
tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir.
Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan
tumbuhan ini.
Kelapa secara
alami tumbuh di pantai dan
pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Ia berasal dari pesisir Samudera Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika.
Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m dari permukaan laut, namun
akan mengalami pelambatan pertumbuhan.
Benih atau biji
beberapa jenis tumbuhan menyebar melalui air. Benih seperti ini memiliki ciri
khas yang berbeda dari benih tanaman lainnya. Misalnya, tanaman yang benihnya
disebarkan lewat air memiliki struktur yang mempunyai berat sekecil mungkin dan
luas permukaan yang sebesar mungkin. Selain itu, jaringan yang mengapung ini
bisa memiliki beberapa bentuk. Sel-sel yang berisi udara mungkin punya struktur
berpori-pori, bila tidak, udara dapat terkurung di dalam benih sedemikian
sehingga tidak ada lagi celah-celah di antara sel yang
membuatnya bisa mengapung. Selain itu, dinding sel jaringan yang mengapung ini
tersusun sedemikian rupa, sehingga dapat mencegah masuknya air.
Di samping semua
itu, terdapat sebuah wilayah bagian dalam tambahan pada tanaman ini yang
melindungi embrio, tempat terkandungnya semua informasi genetik tanaman
tersebut.
Di antara benih
yang terbawa air, ada yang dapat bertahan di air sampai sekitar 80 hari tanpa
tercemar ataupun berkecambah, berkat struktur atau susunannya yang kuat. Yang
paling terkenal di antaranya adalah benih pohon kelapa. Benih kelapa berada
dalam kulit yang kuat agar aman dalam perjalanannya. Dalam kulit yang keras
ini, segala sesuatu yang diperlukan untuk perjalanan panjang, termasuk air,
sudah tersedia. Bagian luarnya juga dilapisi dengan bahan yang kuat sehingga
dapat mencegah rusaknya biji akibat air. Salah satu ciri yang paling mencolok dari benih kelapa yaitu
biji ini punya ruang udara yang membuatnya ringan dan dapat mengapung di air.
Karena ciri inilah, biji kelapa dapat terbawa arus air laut sampai beribu-ribu
kilometer. Saat tersapu ke darat, biji mulai berkecambah dan tumbuh menjadi
pohon kelapa.
Adalah istimewa
bahwa benih kelapa berkecambah tepat sesudah sampai di daratan, karena, seperti
diketahui, biji tumbuhan biasanya berkecambah segera setelah bertemu air.
Namun, tidak
demikian dengan biji kelapa. Dengan strukturnya yang berbeda, tumbuh-tumbuhan
yang bijinya tersebar melalui air mempunyai keistimewaan dalam hal ini. Jika
tumbuhan ini juga berkecambah begitu bertemu dengan air, jenisnya sudah akan punah
sejak dulu.
Tetapi, dengan
mekanisme yang sesuai dengan lingkungannya, jenis tanaman ini tetap bertahan.
ISI
- Landasan
Teori
1.
Penyebaran Benih
Dalam melestarikan
kehidupannya seperti manusia dan hewan, tumbuhan sekalipun memiliki beberapa
cara dalam menyebarkan benih/keturunan dari tanaman itu sendiri. Apabila
tumbuhan induk menjatuhkan benih dibawah induknya (saling berdekatan antara
benih dengan induk), maka hal ini akan menimbulkan kerapatan tanaman yang
berarti akan penuh dan sesak yang ujung-ujungnya akan kekurangan nutrisi.
Dalam penyebaran benih,
tumbuhan induk mempunyai beberapa cara, yang diantanya adalah dengan bantuan
angin, air, hewan dan ledakan.
a.
Penyebaran dengan bantuan Angin
Beberapa benih dibawa oleh
angin ketempat baru. Benih-benih ini sangat ringan. Misalnya saja benih
anggrek.
b.
Penyebaran dengan bantuan Air
Beberapa tumbuhan dekat laut,
sungai ata rawa dapat mnyebarkan benih dengan bantuan air. Benih ini tentu saha
benih yang memiliki kadar oksigen yang mampu mengambang dan hanyut dalam
beberapa atau ratusan kilometer. Misalnya saja benih biji kelapa. Kelapa sering
kita temukan banyak di tepi sungai maupun laut. Penyebaran benih kelapa ini
dibantu oleh air yang sendirinya benih ini akan terdampar di tepian tanah dan
akhirnya berkecambah dan menjadi tumbuha kelapa.
c.
Penyebaran dengan bantuan Hewan
Beberapa tanaman atau tumbuhan
menghasilkan biji yang dilapisi dengan daging buah. Misalnya saja dengan
tanaman anggur dan cherry. Hewan yang menyukai buah dari tanaman ini hanya
memakan bagian yang berairya saja dan membuang biji yang ada didalamnya. Burung
pun termasuk hewan pemakan buah-buahan. Burung akan memakan buah, dan setelah
proses pencernaan, melalui kotorannya, benih dai buah yang telah dimakan ia
sebarkan ke tempat-tempat yang baru, diaman burung tersebut mengeluarkan
kotorannya
d.
Penyebaran dengan Ledakan
Beberapa tanaman polong,
apabila buah tersebut sudah matanng, maka buah tersebut akan membuka dengan
serentak karena tekanan dari kulit buah tersebut. Contohnya saja dengan tanaman
petai cina. Apabila buah terbut sudah matang maka kulit dari biji tersebut akan
membuka dan melemparkan biji-bijiya tersebut. Pada tanaman pacar cina, biji
akan diledakan apabila buah tersebut sudah matang.
e.
Penyebaran dengan Api
Untuk bertahan hidup, api bagi
beberapa tanaman memiliki sifat adaptif yang memungkinkan mereka untuk
memproduksi atau regenerasi. Sebuah sifat adaptif adalah
perilaku, fitur fisik atau beberapa karakteristik lain yang membantu tumbuhan
atau hewan bertahan dan memanfaatkan habitatnya. Ketika kebakaran terjadi,
hewan memiliki kemampuan untuk terbang, lari atau bersembunyi jauh ke dalam
tanah. Tanaman tidak bisa melakukan ini dan telah beradaptasi cara lain untuk
bertahan hidup. Cara tanaman menyimpan benih dan menyebarkan mereka adalah
contoh dari strategi api adaptif. Intensitas api (penting api mencapai suhu
yang tepat) sangat penting untuk penyebaran biji. Juga penting adalah seberapa
sering kebakaran terjadi. Sejumlah spesies pinus memiliki kerucut yang hanya
buka setelah kebakaran. Ini disebut serotinus.
2.
Dormansi
Dormansi adalah suatu keadaan
berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau bagiannya sebagai tanggapan
atas suatu keadaan yang tidak mendukung eprtumbuhan normal. Dengan demikian,
dormansi merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik atau lingkungan tertentu.
Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik lingkungan atau kimiawi.
Banyak biji tumbuhan budidaya tidak menghasilkan perkecambahan atau hanya
sedikit perkecambahan. Perlakuan tertentu perlu dilakukan untuk mematahkan
dormansi sehingga benih menjadi tanggap terhadap kondisi yang kondusigf bagi
pertumbuhan.
Menurut sutopo (1985),
dormansi dibedakan menjadi 2 tipe yaitu dormansi fisik dan dormansi fisiologis.
a.
Dormansi fisik
Benih-benih
yang termasuk dalam type dormansi ini disebut sebagai "Benih keras"
karena mempunyai kulit biji yang keras dan strukturnya terdiri dari lapisan
sel-sel serupa palisade berdinding tebal terutama di permukaan paling luar. Dan
bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin dan bahan kutikula. Disini kulit biji cukup kuat sehingga menghalangi pertumbuhan embrio.
Jika kulit biji dihilangkan, maka embrio akan tumbuh dengan segera.
b.
Dormansi Fisiologis
Pada
dormansi ini perkembangan embrionya tidak secepat jaringan sekelilingnya
sehingga perkecambahan benih-benih yang demikian perlu ditunda. Sebaiknya benih
ditempatkan pada tempe-ratur dan kelembapan tertentu agar viabilitasnya tetap
terjaga sampai embrionya terbentuk secara sempurna dan mampu berkecambah. Benih yang mengalami dormansi ini memerlukan suatu jangkauan waktu
simpan tertentu agar dapat berkecambah, atau dika-takan membutuhkan jangka
waktu "After Ripening". After Ripening diartikan sebagai setiap
perubahan pada kondisi fisiologis benih selama penyimpanan yang mengubah benih
menjadi mampu berkecambah. Jangka waktu penyimpanan ini berbeda-beda dari
beberapa hari sampai dengan beberapa tahun, tergantung dari jenis benihnya.
3.
Perkecambahan
Perkecambahan merupakan tahap
awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini,
embrio didalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah
perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda.
Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Perkecambahan merupakan proses
pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya
tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses perubahan embrio saat berkecambah adalah
plumula tumb uhn dan berkembang menjadi batang, dan radikula tumbuh dan
berkembang menjadi akar. (Istamar Syamsuri, 2004).
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan
dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan
memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah.
Kotiledon relatif tetap posisinya.
Contoh tipe ini
terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal
hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong
ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal
ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk
memperkirakan kedalaman tanam.
Perkecambahan juga dipengaruhi oleh
beberapa fakror, diantaranya adalah air, suhu oksigen dan cahaya.
a.
Air
Sebuah benih dorman mengandung 10-15% air dan
umumnya mengalami dehidrasi. Jadi
benih dorman harus menyerap air menjadi aktif dan menunjukkan perkecambahan. Air membuat kulit biji yang lembut,
menyebabkannya pecah setelah pembengkakan dan perkecambahan awal.Air juga
dibutuhkan untuk membawa oksigen terlarut untuk digunakan oleh embrio
berkembang.
b.
Suhu
Perkecambahan dapat terjadi
melalui berbagai temperatur (5 - 40 o C), tetapi optimal
untuk sebagian besar tanaman adalah antara 25 o C sampai
30 o C.
c.
Oksigen
Dalam kondisi dorman tingkat
pernapasan biji sangat rendah dan oksigen sehingga diperlukan dalam jumlah yang
sangat kecil. Tapi untuk perkecambahan, oksigen diperlukan dalam jumlah
besar. Benih memperoleh oksigen ini dari udara yang terkandung dalam
tanah. Benih
ditabur dalam di tanah, gagal berkecambah karena kekurangan oksigen. Membajak
aerates tanah dan membantu dalam perkecambahan yang baik.
d.
Cahaya
Cahaya telah bervariasi efek pada berkecambah
benih tanaman yang berbeda. Beberapa
benih membutuhkan cahaya untuk perkecambahan, sedangkan di beberapa
perkecambahan biji terhalang oleh cahaya.
- Pembahasan
Tanaman kelapa (Cocos
nucifera) merupakan tanaman palm yang sering kita jumpai banyak di pesisir
pantai dan tepi-tepi sungai. Hal ini tidak kebetulan bahwa tumbuhan ini
habitatnya di tepian pantai atau sungai, tetapi ada cara penyebaran benih oleh
tumbuhan induknya. Tanaman kelapa (Cocos nucifera) melakukan teknik
penyebaran benih dengan menggunakan bantuan air. Apabila benih telah jatuh dari
pohon, dan sebagian benih hanyut dibawa oleh aor ketempat baru dan menei
ditanah yang baru untuk melakukan pertumbuhan. Tanaman kelapa dapat hanyut
didalam air karena benih tanaman ini mengandung oksigen pada serabut-serabutnya
sehingga tidak memungkinkan benih ini untuk tenggelam. Dalam proses
selanjutnyabenih kelapa akan melakukan proses untuk menjadi tumuh. Hal ini
dengan melalui proses dormansi dan perkecambahan.
Benih kelapa termasuk kedalah
tipe dormansi fisiologis, karena penyebabynya adalah embrio yang belum sempurna pertumbuhannya atau
belum matang. Benih-benih demikian memerlukan jangka waktu tertentu agar dapat
berkecambah (penyimpanan). Jangka waktu penyimpanan ini berbeda-beda dari kurun
waktu beberapa hari sampai beberapa tahun tergantung jenis benih. Proses selanjutnya adalah
perkecambahan atau germinasi. Untum mematahkan dormansi biji dapat dilakukan
beberapa cara/faktor fisik agar benih dapat segera untuk tumbuh dan berkembang.
Diantaranganya adalah dengan penusukan, menipiskan kulit biji, pencucian dan
perendaman.
Penusukan atau puncturing,
adalah menusukan benda kedalam biji agar tunas biji segera muncul karena kulit
biji yang keras.
Perendaman dan pencucian
diharapkan agar masuknya air dan proses imbibisi kedalam benih biji. Hal ini
segara memungkinkan proses perkecambahan dan pematahan proses dormansi.
Menghilangkan sebagian
struktur yang mengelilingi buah. Hal ini karena kulit biji yang amat keras. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara mengampelas kulit biji.
Dalam perkecambahan, akan
ada perbedaan atau perubahan fisik yang dialami oleh benih kelapa tersebut.
Diantaraya yang paling mencolok adalah pertumbuhan tunas biji. Proses awal yang
terjadi saat genminasi adalah peningkatan respirasi. Pada tahap ini dimulai
dengan penyerapan air dan rehidrasi jaringan biji dalam proses imbibisi.
Selanjutnya diikuti oleh pelepasan enzim hidrolitik yang mencerna dan
memindahkan cadangan makanan. (Hopkins, 1997).
Dalam penelitian
moh.su’i (jurusan teknologi hasil
pertanian, universitas widyagama malang), tunas kelapa akan mengalami
peningkatan berat maupun ukuran selama genminasi. Tunas muncul pada hari ke 15
germinasi. Pembentukan tunas merupakan hasil proses biokimia dalam kelapa
selama proses germinasi. Jika tunas, kentos dan akar mengalami penigkatan
selama germinasi, sebaliknya daging buah mengalami penurunan berat. Penurunan
berat daging buah selama germinasi kelapa ini dijelaskan oleh Acquaah (2001)
bahwa selama germinasi, cadangan makanan dalam daging buah yang berupa
karbohidrat protein dan lemak akan dimetabolime menjadi energi, dan hasil
metabolisme lainnya. Hasil metabolisme ini selanjutnya akan digunakan sel dan
jaringan baru. Dengan demikian akan terjadi pengurangan berat pada daging buah
selama germinasi.
Pentingnya kondisi lingkungan
terhadap perkecambahan dapat dilakukan dengan cara pengujian penempatan benih
kelapa pada kondisi dan tempat yang berbeda. Kisalkan pada benih kelapa A diberikan perlakuan yang berbeda dengan
benih kelapa B. Pada benih kelapa A diberikan perlakuan dengan cara benih
tersebut di tanam pada tanah dengan kondisi cahaya yang kurang, temperatur yang
dingin serta didaerah yang lembap. Sedangkan pada benih kelapa B diberi
perlakuan dengan menanam benih tersebut pada tanah dengan kondisi cahaya yang
terang, suhu yang panas dan didaerah yang tidak lembap. Desain percobaan
penanaman benih kelapa ini akan mengetahui pentingnya kondisi lingkungan dalam
melakukan pertumbuhan dan perkembangan.
KESIMPULAN
Kelapa merupakan
tumbuhan palm. Sering ditemui dipesisir pantai dan tepian sungan karena
penyebaran benih dibantu dengan air yang mengalir. benih kelapa masuk kedalah
tipe dormansi fisiologis, karena embrio yang belum sempurna pertumbuhannya atau
belum matang. Benih-benih dengan tipe dormansi secara
fisiologis belum masak, artinya belum mampu membentuk zat yang diperlukan untuk
perkecambahan, misalnya zat tumbuh seperti giberallin, dapat juga zat tumbuh
telah ada tetapi tidak aktif karena adanya hambatan yang berupa zat –zat
penghambat.
Pematahan dormansi dapat dilakukan dengan perendaman atau dengan senyawa kimia
lain yang dapat merangsang pematahan dormansi sehingga memungkinkan terjadinya
perkecambahan.
Perkecambahan atau dormansi benih kelapa ditandai dengan munculnya tunas
biji serta tumbuhnya kentos. Pada saat germinasi atau perkecambahan terjadi
beberapa proses metabolisme. Daging buah pada saat germinasi akan mengalami
pengurangan atau penurunan berat daging karena daging tersebut yang tersusun
atas karbohidrat, protein dll di metabolisme menjadi energi dan energi tersebut
digunakan untuk pembentukan tunas biji dan pembentukan embrio pada benih
kelapa.
Daftar Pustaka
Wikipedia. (2012). [Online]. Tersedia:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar