Selasa, 03 Juli 2012

Perikehidupan Kelapa (Cocos nucifera)

Cocos nucifera

Perikehidupan

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
 Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan



oleh
Nazarudin latif
Indira aprilia
Neneng arinil haq



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS  KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2012






KATA PENGANTAR

            Alhamdulillahirabil alamin penulis ucapkan, karna berkat rahmat, hidayah dan karunia Allah swt, penulis kami berhasil menyusun sebuah makalah tentang salah satu tumbuhan yaitu Cocos nucifera (Kelapa). Penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekologi Tumbuhan.
            Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan terwujud seandainya tidak ada dorongan bantuan dan petunjuk dari semua pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam bentuk apapun sehingga tesusunlah makalah tentang Cocos nucifera (Kelapa).
            Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan baik dari sistematika penulisan, teknik penulisan terlebih dari isi. Oleh karena itu penulis sangat mengarapkan kritik-kritik, saran, petunjuk dan nasihat yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
            Sebagai penutup, penulis berharap semoga tulisan ini dapat menjadikan manfaat bagi semua orang yang membacannya dan semoga Alloh swt memberikan karunia dan hidayahnya agar cita-cita dan harapan penulis bisa terkabul. Amiin

                                                                                                 Penulis





KLASIFIKASI



                                 Kingdom                  : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)
                                 Divisi                        : Magnoliophyta
                                 Classis                      : Liliopsida
                                 Ordo                        : Arecales
                                 Family                       : Arecaceae
                                 Genus                       : Cocos
                                 Species                     : Cocos nucifera






PENDAHULUAN

          Kelapa (Cocos nucifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau aracaceae dan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini.
Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Ia berasal dari pesisir Samudera Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m dari permukaan laut, namun akan mengalami pelambatan pertumbuhan.
         Benih atau biji beberapa jenis tumbuhan menyebar melalui air. Benih seperti ini memiliki ciri khas yang berbeda dari benih tanaman lainnya. Misalnya, tanaman yang benihnya disebarkan lewat air memiliki struktur yang mempunyai berat sekecil mungkin dan luas permukaan yang sebesar mungkin. Selain itu, jaringan yang mengapung ini bisa memiliki beberapa bentuk. Sel-sel yang berisi udara mungkin punya struktur berpori-pori, bila tidak, udara dapat terkurung di dalam benih sedemikian sehingga tidak ada lagi celah-celah di antara sel yang membuatnya bisa mengapung. Selain itu, dinding sel jaringan yang mengapung ini tersusun sedemikian rupa, sehingga dapat mencegah masuknya air.
     Di samping semua itu, terdapat sebuah wilayah bagian dalam tambahan pada tanaman ini yang melindungi embrio, tempat terkandungnya semua informasi genetik tanaman tersebut.
      Di antara benih yang terbawa air, ada yang dapat bertahan di air sampai sekitar 80 hari tanpa tercemar ataupun berkecambah, berkat struktur atau susunannya yang kuat. Yang paling terkenal di antaranya adalah benih pohon kelapa. Benih kelapa berada dalam kulit yang kuat agar aman dalam perjalanannya. Dalam kulit yang keras ini, segala sesuatu yang diperlukan untuk perjalanan panjang, termasuk air, sudah tersedia. Bagian luarnya juga dilapisi dengan bahan yang kuat sehingga dapat mencegah rusaknya biji akibat air. Salah satu ciri yang paling mencolok dari benih kelapa yaitu biji ini punya ruang udara yang membuatnya ringan dan dapat mengapung di air. Karena ciri inilah, biji kelapa dapat terbawa arus air laut sampai beribu-ribu kilometer. Saat tersapu ke darat, biji mulai berkecambah dan tumbuh menjadi pohon kelapa.
     Adalah istimewa bahwa benih kelapa berkecambah tepat sesudah sampai di daratan, karena, seperti diketahui, biji tumbuhan biasanya berkecambah segera setelah bertemu air.
     Namun, tidak demikian dengan biji kelapa. Dengan strukturnya yang berbeda, tumbuh-tumbuhan yang bijinya tersebar melalui air mempunyai keistimewaan dalam hal ini. Jika tumbuhan ini juga berkecambah begitu bertemu dengan air, jenisnya sudah akan punah sejak dulu.
         Tetapi, dengan mekanisme yang sesuai dengan lingkungannya, jenis tanaman ini tetap bertahan.


ISI

  1. Landasan Teori
1.      Penyebaran Benih
Dalam melestarikan kehidupannya seperti manusia dan hewan, tumbuhan sekalipun memiliki beberapa cara dalam menyebarkan benih/keturunan dari tanaman itu sendiri. Apabila tumbuhan induk menjatuhkan benih dibawah induknya (saling berdekatan antara benih dengan induk), maka hal ini akan menimbulkan kerapatan tanaman yang berarti akan penuh dan sesak yang ujung-ujungnya akan kekurangan nutrisi.
Dalam penyebaran benih, tumbuhan induk mempunyai beberapa cara, yang diantanya adalah dengan bantuan angin, air, hewan dan ledakan.
a.       Penyebaran dengan bantuan Angin
Beberapa benih dibawa oleh angin ketempat baru. Benih-benih ini sangat ringan. Misalnya saja benih anggrek.
b.      Penyebaran dengan bantuan Air
Beberapa tumbuhan dekat laut, sungai ata rawa dapat mnyebarkan benih dengan bantuan air. Benih ini tentu saha benih yang memiliki kadar oksigen yang mampu mengambang dan hanyut dalam beberapa atau ratusan kilometer. Misalnya saja benih biji kelapa. Kelapa sering kita temukan banyak di tepi sungai maupun laut. Penyebaran benih kelapa ini dibantu oleh air yang sendirinya benih ini akan terdampar di tepian tanah dan akhirnya berkecambah dan menjadi tumbuha kelapa.
c.       Penyebaran dengan bantuan Hewan
Beberapa tanaman atau tumbuhan menghasilkan biji yang dilapisi dengan daging buah. Misalnya saja dengan tanaman anggur dan cherry. Hewan yang menyukai buah dari tanaman ini hanya memakan bagian yang berairya saja dan membuang biji yang ada didalamnya. Burung pun termasuk hewan pemakan buah-buahan. Burung akan memakan buah, dan setelah proses pencernaan, melalui kotorannya, benih dai buah yang telah dimakan ia sebarkan ke tempat-tempat yang baru, diaman burung tersebut mengeluarkan kotorannya
d.      Penyebaran dengan Ledakan
Beberapa tanaman polong, apabila buah tersebut sudah matanng, maka buah tersebut akan membuka dengan serentak karena tekanan dari kulit buah tersebut. Contohnya saja dengan tanaman petai cina. Apabila buah terbut sudah matang maka kulit dari biji tersebut akan membuka dan melemparkan biji-bijiya tersebut. Pada tanaman pacar cina, biji akan diledakan apabila buah tersebut sudah matang.
e.       Penyebaran dengan Api
Untuk bertahan hidup, api bagi beberapa tanaman memiliki sifat adaptif yang memungkinkan mereka untuk memproduksi atau regenerasi. Sebuah sifat adaptif adalah perilaku, fitur fisik atau beberapa karakteristik lain yang membantu tumbuhan atau hewan bertahan dan memanfaatkan habitatnya. Ketika kebakaran terjadi, hewan memiliki kemampuan untuk terbang, lari atau bersembunyi jauh ke dalam tanah. Tanaman tidak bisa melakukan ini dan telah beradaptasi cara lain untuk bertahan hidup. Cara tanaman menyimpan benih dan menyebarkan mereka adalah contoh dari strategi api adaptif. Intensitas api (penting api mencapai suhu yang tepat) sangat penting untuk penyebaran biji. Juga penting adalah seberapa sering kebakaran terjadi. Sejumlah spesies pinus memiliki kerucut yang hanya buka setelah kebakaran. Ini disebut serotinus.
2.      Dormansi
Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung eprtumbuhan normal. Dengan demikian, dormansi merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik atau lingkungan tertentu. Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik lingkungan atau kimiawi. Banyak biji tumbuhan budidaya tidak menghasilkan perkecambahan atau hanya sedikit perkecambahan. Perlakuan tertentu perlu dilakukan untuk mematahkan dormansi sehingga benih menjadi tanggap terhadap kondisi yang kondusigf bagi pertumbuhan.
Menurut sutopo (1985), dormansi dibedakan menjadi 2 tipe yaitu dormansi fisik dan dormansi fisiologis.
a.       Dormansi fisik
Benih-benih yang termasuk dalam type dormansi ini disebut sebagai "Benih keras" karena mempunyai kulit biji yang keras dan strukturnya terdiri dari lapisan sel-sel serupa palisade berdinding tebal terutama di permukaan paling luar. Dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin dan bahan kutikula. Disini kulit biji cukup kuat sehingga menghalangi pertumbuhan embrio. Jika kulit biji dihilangkan, maka embrio akan tumbuh dengan segera.
b.      Dormansi Fisiologis
Pada dormansi ini perkembangan embrionya tidak secepat jaringan sekelilingnya sehingga perkecambahan benih-benih yang demikian perlu ditunda. Sebaiknya benih ditempatkan pada tempe-ratur dan kelembapan tertentu agar viabilitasnya tetap terjaga sampai embrionya terbentuk secara sempurna dan mampu berkecambah. Benih yang mengalami dormansi ini memerlukan suatu jangkauan waktu simpan tertentu agar dapat berkecambah, atau dika-takan membutuhkan jangka waktu "After Ripening". After Ripening diartikan sebagai setiap perubahan pada kondisi fisiologis benih selama penyimpanan yang mengubah benih menjadi mampu berkecambah. Jangka waktu penyimpanan ini berbeda-beda dari beberapa hari sampai dengan beberapa tahun, tergantung dari jenis benihnya.
3.      Perkecambahan
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio didalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses perubahan embrio saat berkecambah adalah plumula tumb uhn dan berkembang menjadi batang, dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar. (Istamar Syamsuri, 2004).
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya.
Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk memperkirakan kedalaman tanam.
Perkecambahan juga dipengaruhi oleh beberapa fakror, diantaranya adalah air, suhu oksigen dan cahaya.
a.       Air
Sebuah benih dorman mengandung 10-15% air dan umumnya mengalami dehidrasi. Jadi benih dorman harus menyerap air menjadi aktif dan menunjukkan perkecambahan. Air membuat kulit biji yang lembut, menyebabkannya pecah setelah pembengkakan dan perkecambahan awal.Air juga dibutuhkan untuk membawa oksigen terlarut untuk digunakan oleh embrio berkembang.
b.      Suhu
Perkecambahan dapat terjadi melalui berbagai temperatur (5 - 40 o C), tetapi optimal untuk sebagian besar tanaman adalah antara 25 o C sampai 30 o C.
c.       Oksigen
Dalam kondisi dorman tingkat pernapasan biji sangat rendah dan oksigen sehingga diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil. Tapi untuk perkecambahan, oksigen diperlukan dalam jumlah besar. Benih memperoleh oksigen ini dari udara yang terkandung dalam tanah. Benih ditabur dalam di tanah, gagal berkecambah karena kekurangan oksigen. Membajak aerates tanah dan membantu dalam perkecambahan yang baik.
d.      Cahaya
Cahaya telah bervariasi efek pada berkecambah benih tanaman yang berbeda. Beberapa benih membutuhkan cahaya untuk perkecambahan, sedangkan di beberapa perkecambahan biji terhalang oleh cahaya. 
  1. Pembahasan
Tanaman kelapa (Cocos nucifera) merupakan tanaman palm yang sering kita jumpai banyak di pesisir pantai dan tepi-tepi sungai. Hal ini tidak kebetulan bahwa tumbuhan ini habitatnya di tepian pantai atau sungai, tetapi ada cara penyebaran benih oleh tumbuhan induknya. Tanaman kelapa (Cocos nucifera) melakukan teknik penyebaran benih dengan menggunakan bantuan air. Apabila benih telah jatuh dari pohon, dan sebagian benih hanyut dibawa oleh aor ketempat baru dan menei ditanah yang baru untuk melakukan pertumbuhan. Tanaman kelapa dapat hanyut didalam air karena benih tanaman ini mengandung oksigen pada serabut-serabutnya sehingga tidak memungkinkan benih ini untuk tenggelam. Dalam proses selanjutnyabenih kelapa akan melakukan proses untuk menjadi tumuh. Hal ini dengan melalui proses dormansi dan perkecambahan.
Benih kelapa termasuk kedalah tipe dormansi fisiologis, karena penyebabynya adalah embrio yang belum sempurna pertumbuhannya atau belum matang. Benih-benih demikian memerlukan jangka waktu tertentu agar dapat berkecambah (penyimpanan). Jangka waktu penyimpanan ini berbeda-beda dari kurun waktu beberapa hari sampai beberapa tahun tergantung jenis benih. Proses selanjutnya adalah perkecambahan atau germinasi. Untum mematahkan dormansi biji dapat dilakukan beberapa cara/faktor fisik agar benih dapat segera untuk tumbuh dan berkembang. Diantaranganya adalah dengan penusukan, menipiskan kulit biji, pencucian dan perendaman. 
Penusukan atau puncturing, adalah menusukan benda kedalam biji agar tunas biji segera muncul karena kulit biji yang keras.
Perendaman dan pencucian diharapkan agar masuknya air dan proses imbibisi kedalam benih biji. Hal ini segara memungkinkan proses perkecambahan dan pematahan proses dormansi.
Menghilangkan sebagian struktur yang mengelilingi buah. Hal ini karena kulit biji yang amat keras. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengampelas kulit biji.
Dalam perkecambahan, akan ada perbedaan atau perubahan fisik yang dialami oleh benih kelapa tersebut. Diantaraya yang paling mencolok adalah pertumbuhan tunas biji. Proses awal yang terjadi saat genminasi adalah peningkatan respirasi. Pada tahap ini dimulai dengan penyerapan air dan rehidrasi jaringan biji dalam proses imbibisi. Selanjutnya diikuti oleh pelepasan enzim hidrolitik yang mencerna dan memindahkan cadangan makanan. (Hopkins, 1997).
Dalam penelitian moh.su’i  (jurusan teknologi hasil pertanian, universitas widyagama malang), tunas kelapa akan mengalami peningkatan berat maupun ukuran selama genminasi. Tunas muncul pada hari ke 15 germinasi. Pembentukan tunas merupakan hasil proses biokimia dalam kelapa selama proses germinasi. Jika tunas, kentos dan akar mengalami penigkatan selama germinasi, sebaliknya daging buah mengalami penurunan berat. Penurunan berat daging buah selama germinasi kelapa ini dijelaskan oleh Acquaah (2001) bahwa selama germinasi, cadangan makanan dalam daging buah yang berupa karbohidrat protein dan lemak akan dimetabolime menjadi energi, dan hasil metabolisme lainnya. Hasil metabolisme ini selanjutnya akan digunakan sel dan jaringan baru. Dengan demikian akan terjadi pengurangan berat pada daging buah selama germinasi.
Pentingnya kondisi lingkungan terhadap perkecambahan dapat dilakukan dengan cara pengujian penempatan benih kelapa pada kondisi dan tempat yang berbeda. Kisalkan pada benih kelapa  A diberikan perlakuan yang berbeda dengan benih kelapa B. Pada benih kelapa A diberikan perlakuan dengan cara benih tersebut di tanam pada tanah dengan kondisi cahaya yang kurang, temperatur yang dingin serta didaerah yang lembap. Sedangkan pada benih kelapa B diberi perlakuan dengan menanam benih tersebut pada tanah dengan kondisi cahaya yang terang, suhu yang panas dan didaerah yang tidak lembap. Desain percobaan penanaman benih kelapa ini akan mengetahui pentingnya kondisi lingkungan dalam melakukan pertumbuhan dan perkembangan.



KESIMPULAN

Kelapa merupakan tumbuhan palm. Sering ditemui dipesisir pantai dan tepian sungan karena penyebaran benih dibantu dengan air yang mengalir. benih kelapa masuk kedalah tipe dormansi fisiologis, karena embrio yang belum sempurna pertumbuhannya atau belum matang. Benih-benih dengan tipe dormansi secara fisiologis belum masak, artinya belum mampu membentuk zat yang diperlukan untuk perkecambahan, misalnya zat tumbuh seperti giberallin, dapat juga zat tumbuh telah ada tetapi tidak aktif karena adanya hambatan yang berupa zat –zat penghambat. Pematahan dormansi dapat dilakukan dengan perendaman atau dengan senyawa kimia lain yang dapat merangsang pematahan dormansi sehingga memungkinkan terjadinya perkecambahan.
Perkecambahan atau dormansi benih kelapa ditandai dengan munculnya tunas biji serta tumbuhnya kentos. Pada saat germinasi atau perkecambahan terjadi beberapa proses metabolisme. Daging buah pada saat germinasi akan mengalami pengurangan atau penurunan berat daging karena daging tersebut yang tersusun atas karbohidrat, protein dll di metabolisme menjadi energi dan energi tersebut digunakan untuk pembentukan tunas biji dan pembentukan embrio pada benih kelapa.





Daftar Pustaka

            Aida, xileda. (2011).[Online]. Tersedia:
            Wikipedia. (2012). [Online]. Tersedia:
                      http://id.wikipedia.org/wiki/Perkecambahan










Tidak ada komentar:

Posting Komentar